Minggu, 29 Januari 2012

Cerpen : Hari yang Sial

Jarum jam menunjukkan pukul 05.30 waktu untuk bersiap ke sekolah. Aku pun bergegas dari tempat tidurku sembari membangunkan madriga,adikku.


“ hei, bangun sudah jam setengah enam,nanti kita terlambat ! ”, 
kataku.
“ iya… “, jawabnya.


Aku pun bergegas mandi, setelah itu memakai seragam sekolah, dan memakai tas yang berisikan buku pelajaran yang telah ku susun tadi malam. Tetapi adikku masih sibuk dengan buku – buku yang akan ia bawanya.


“ cepetan dong ! hari ini ada pelajaran dari pak Djamal, kalau 
terlambat aku bisa dihukumnya nanti”, ketusku.
“ia, tunggu sebentar,ini juga sudah mau selesai” jawabnya.







Setelah adikku selesai menyusun bukunya, kami pun bergegas pergi ke sekolah diantar oleh ayah kami. Dan kebetulan sekolah kami sama yaitu di SMP Negeri 12 Makassar tetapi berbeda kelas. Ketika kami tiba di sekolah, aku masuk ke dalam kelas ku begitupun dengan adikku.


Di kelas belum banyak siswa, hanya ada ady, aulia, dan muthiah yang sedang menoton film kartun spongebob squarepant. Melihat itu, aku pun bergabung dengan mereka.


“ eh, mut, tugas dari pak Djamal sudah kamu kerjakan belum ? “, 
tanyaku kepada muthiah yang juga teman sebangku ku.
“ sudah dong, muthiah gitu ! “ jawabnya dengan pasti.


Bel pun berbunyi, pertanda jam pelajaran telah dimulai. Jam pertama adalah pelajaran IPA oleh pak Djamal, penjaskes oleh pak Mustamin dan matematika oleh pak Amir kemudian yang terakhir adalah TIK oleh K’ Wawan.


Jarum jam telah menunjukkan pukul 14.00, pertanda jam pelajaran telah usai. Ketika kami sekelas ingin bergegas pulang, ketua kelas menyampaikan sesuatu.


“ teman –teman jam 15.30, kita akan berenang untuk mengambil nilai 
praktek renang di Kolam Renang Tirta Kodam oleh pak Mustamin. 
Dan bagi siapa saja yang terlambat, nilainya akan dikurangi ! “, kata 
Jessica,.
“ OK.. siap bos “, jawab kami serentak.


Tepat pukul 15.00, aku telah berada di seberang jalan kodam. Namun, karena aku tidak tahu menyebrang jalan. Maka, aku menunggu teman –teman yang telah ku kirimi sms untuk membantuku menyebrang jalan. 


Waktu telah menunjukkan pukul 15.30, sudah 30 menit aku menunggu mereka yang tak kunjung datang juga. Akhirnya, dengan terpaksa aku memberanikan diri untuk menyebrangi jalan tersebut, dan hampir saja aku keserempet mobil. Sesampaiku di kodam, aku menangis karena trauma dengan kejadian tadi. Dan ternyata di kodam telah banyak teman – teman ku.


“ hiks…hiks…hiks “, tangisku.
“ kenapa menangis, Madrika ?”, tanya guruku.
“ aku hampir diserempet mobil tadi pak, karena mereka tidak 
ada yang keluar dan membantuku menyebrangi jalan, 
hiks..hiks…” , jawab ku sambil menunjuk teman – temanku.
“ ya…sudah. Sekarang kalian minta maaf sama Madrika”, pinta pak 
Mustamin kepada teman – teman ku.
“ maaf ya..maaf.. nanti ditraktir ice cream deh, Ok”, bujuk 
jessica.
“ Ok”, jawabku sambil menghapus seluruh air mata yang ada di pipiku 
dan bergegas mengganti baju renang yang ada di dalam tasku.


Dan karena aku tidak tahu berenang,maka ku minta sarah untuk mengajariku berenang. Tetapi ketika ia mengajariku,ia membawa ku ke tengah-tengah kolam renang lalu meninggalkanku. Hampir saja ku tenggelam, untung saja ada muthiah yang segera membawaku ke pinggir kolam.


Setelah pak Mustamin mengambil nilai,aku dan teman – teman bergegas untuk mengganti baju lalu membeli makanan yang tersedia di tempat itu. Dan ketika kami sedang bercerita, guruku datang dan berkata :
“ sudah tidak nangis lagi, Madrika ?” , tanyanya.
“ hahaha..hahahah..Madrika..Madrika…hhhaha…hhhaha” tawa teman – 
teman ku yang mendengar perkataan guruku itu. 
“ pokoknya, aku tidak mau menyebrang jalan sendiri lagi!” kataku 
dengan nada sedikit kesal.
“hhhahha...hhhahhha..hhhaaahha”, tawa teman – teman dan guruku 
tiada henti setelah mendengar perkataanku.


-Selesai-

1 komentar: